Saturday, July 13, 2024

Indonesian version: Masih Gelap

Pada hari pertama minggu itu, pagi-pagi benar ketika hari masih gelap, pergilah Maria Magdalena ke kubur itu dan ia melihat bahwa batu telah diambil dari kubur. - Yoh 20:1

Pexels.com

Saudara-saudara ku, perasaan sedih, kuatir, dan takut sering menghalangi kemampuan untuk berpikir dengan jernih tentang suatu peristiwa. Maka, orang dapat hidup dalam kecurigaan dan prasangka tentang diri mereka sendiri, orang lain, dan situasi. Oleh karena itu, peristiwa kubur kosong dapat menginspirasi kehidupan untuk selalu membangun dialog dan semangat ingin berjumpa dengan Tuhan melalui membaca dan merenungkan kitab suci, doa, dan pekerjaan pelayanan bagi orang lain.

Segera setelah Maria Magdalena melihat bahwa batu yang menutupi kubur Yesus telah terguling, dia memiliki kecurigaan dan prasangka bahwa Yesus telah diambil dan dicuri. Di dalam catatan kitab suci, Maria Magdalena pergi ke kubur pagi-pagi benar. Waktu itu masih gelap. Kegelapan menggambarkan kehidupan dan keadaan dari dalam Maria Magdalena sendiri yang sedih atas kematian Yesus.

Ditambah lagi, dia juga kuatir dan takut karena orang-orang yang membenci Yesus sedang mencari murid-murid Yesus. Maria adalah salah satu dari murid Yesus yang percaya pada perkataan dan perbuatan Yesus. Ketika Maria mendapati bahwa batu yang menutupi kubur Yesus telah terguling, Maria menyimpulkan bahwa tubuh Yesus telah dicuri, dan dia tidak tahu dimanakah tubuhnya. Hal ini diperkuat oleh kesaksian Petrus dan murid-murid sesudah mereka menyaksikan kubur yang kosong. Hal ini karena mereka belum memahami kitab suci dan pesan yang Yesus sampaikan kepada mereka. 

Di dalam kehidupan ini, banyak peristiwa yang membuat kita hidup dalam kegelapan. Kita merasa kuatir, gelisah, dan takut kehilangan keluarga kita, pekerjaan, dan masa depan. Perasaan-perasaan ini dapat memancing kecurigaan dan prasangka tentang diri kita sendiri, orang lain, dan Tuhan, yang tentunya dapat menghancurkan pengharapan.

Sebaliknya, kita diajak untuk bangkit dari keputusasaan, kekuatiran, dan ketakutan, keluar dari prasangka yang mengurung kita dengan cara membangun suatu semangat perjumpaan dengan Tuhan, mendengarkan-Nya, dan tunduk kepada kehendak-Nya.

Refleksi dari Yohanes 20:1-10 oleh Fr. Aris Mada, SVD

(Dengarkan podcast nya disini.)

No comments:

Post a Comment