Saturday, September 14, 2024

Indonesian translation : Para Malaikat

Tetapi waktu malam seorang malaikat Tuhan membuka pintu-pintu penjara itu dan membawa mereka ke luar. – Kisah Para Rasul 5: 17 – 33


Pexels.com

 

Saudara dan Saudari yang terkasih,

 

Mungkin saat ini Anda berada dalam malam kehidupan Anda. Anda mengalami pengalaman-pengalaman sulit. tidak dapat melihat cahaya. Segalanya terasa terlalu rumit untuk dipecahkan. Anda tidak cukup kuat untuk mengendalikan kenyataan.

 

Dalam keadaan pikiran seperti ini, Anda memerlukan malaikat Tuhan. Hidup Anda akan mendapatkan manfaat dari bantuan misterius dan kuat dari malaikat ini. Dari awal hingga kematian, Anda dikelilingi oleh perhatian dan syafaat mereka yang penuh perhatian. Di samping Anda berdiri seorang malaikat sebagai pelindung dan gembala. Jadi di bumi ini, hidup Anda berbagi dalam kebersamaan malaikat-malaikat yang bersatu dalam Tuhan.

 

Tuhan tidak membiarkan Anda sendirian. Namun melalui bantuan malaikat pelindung, Ia membuka pintu-pintu penjara Anda dan ingin membimbing Anda keluar. Pertanyaannya adalah apakah Anda mengizinkan dia untuk mendukung Anda. Karena seringkali Anda lebih suka mengurus segala sesuatu sendiri. Anda masih berpikir bahwa bisa mengatasi semuanya dengan kekuatan sendiri. Padahal, itu tidak mungkin.

 

Banyak orang bijak dan cendekiawan akan mengatakan bahwa Anda harus lebih mendengarkan mereka daripada Tuhan. Mereka mengendalikan hidup Anda dan mengurung Anda di dalam penjara mereka terus menerus. Mereka tidak membiarkan Anda bebas.

 

Kisah Para Rasul mengingatkan kita bahwa kita harus berdiri berhadapan dengan orang-orang tersebut. Kita tidak dapat mengikuti perintah-perintah ketat mereka tetapi harus mengikuti perintah-perintah Tuhan. Kita harus mengajar dan memberitakan dalam nama Yesus Kristus. Kita ingin menaati Tuhan lebih dari pada manusia. Hanya dengan cara ini kita akan bersukacita di Kerajaan Surga. Kita adalah saksi dari semua ini sebagaimana Roh Kudus yang telah diberikan Tuhan kepada kita.

 

Refleksi dari Kisah Para Rasul 5: 17 – 33 oleh Fr. Jozef Trzebuniak SVD

 

(Dengarkan Podcastnya disini). 

Indonesian translation : Penyelamatan

Dan keselamatan tidak ada di dalam siapa pun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan. – Kisah Para Rasul 4: 12


Pexels.com
 

Dalam bagian ini, rasul Petrus dengan berani menyatakan bahwa satu-satunya cara untuk diselamatkan adalah melalui Yesus Kristus. Dalam ayat-ayat sebelumnya (Kisah Para Rasul 4:10-11), rasul Petrus menyatakan kuasa nama Yesus Kristus. Dia juga menyatakan bahwa Yesus Kristus adalah Batu Penjuru, dan bahwa keselamatan hanya ditemukan di dalam Yesus Kristus saja.

 

Banyak orang mencari keselamatan tanpa Sang Juruselamat. Tidak ada cara lain bagi seseorang untuk diselamatkan dan memperoleh hidup yang kekal. Hanya melalui Yesus Kristus saja. Firman Allah sangat jelas tentang hal ini, terutama ketika kita membaca Kisah Para Rasul 4:12. Firman Allah tidak ada tandingannya dalam hal otoritas. Itu adalah otoritas tertinggi dan tidak pernah gagal yang harus kita dengarkan, pelajari, dan patuhi.

 

Yesus Kristus telah membayar hukuman mati yang dituntut Allah dari orang berdosa. Kita hanya bisa diperdamaikan dengan Allah melalui Yesus Kristus (Yohanes 14:6). Yesus Kristus adalah Juruselamat yang sepenuhnya mencukupi! Dia menghapus semua dosa, dan karya penebusan-Nya sudah selesai (Yohanes 19:30). Tuhan kita Yesus adalah korban yang sempurna dan terakhir yang dipersembahkan sekali untuk semua dosa, untuk sepanjang masa. Yesus memandang kematian-Nya sendiri sebagai penggenapan penebusan dosa dalam perjanjian lama. Pada Perjamuan Terakhir, Ia berbicara tentang kematian-Nya sebagai Perjanjian Baru dalam darah-Ku yang dicurahkan bagi kamu (Lukas 22:20).

 

Kita tidak boleh percaya pada hal-hal yang tidak bisa menyelamatkan kita (Ibrani 6:1). Keselamatan hanya datang kepada mereka yang percaya kepada Sang Juruselamat Yesus Kristus. Rasul Yohanes menulis: "Semuanya itu kutuliskan kepada kamu, supaya kamu yang percaya kepada nama Anak Allah tahu, bahwa kamu memiliki hidup yang kekal." (1 Yohanes 5:13). Keselamatan adalah anugerah cuma-cuma dari Allah yang harus kita terima dengan sukacita. (Efesus 2:8-9).

 

Yesus sendiri berkata: "Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa mendengar perkataan-Ku dan percaya kepada Dia yang mengutus Aku, ia mempunyai hidup yang kekal dan tidak turut dihukum, sebab ia sudah pindah dari dalam maut ke dalam hidup" (Yohanes 5:24). Mempercayai Yesus untuk keselamatan berarti meninggalkan semua usaha dan cara untuk menyelamatkan diri sendiri. Mari kita menaruh semua kepercayaan kita kepada Tuhan kita Yesus Kristus. Semoga Roh Kudus memberi kita keberanian seperti rasul Petrus dan Yohanes (Kisah Para Rasul 4:13) untuk membangun di atas dasar yang kokoh dan satu-satunya, Yesus Kristus.

 

Mari kita juga membagikan iman kita, mempercayai Firman Allah, dan memberitahukan kepada semua orang tentang anugerah keselamatan yang cuma-cuma yang dapat kita terima dengan menerima Tuhan kita Yesus Kristus sebagai Juruselamat kita.

 

Refleksi dari Kisah Para Rasul 4: 1 – 18 oleh Hanne

 

(Dengarkan podcastnya disini)

Indonesian translation : Orang Percaya

"Dan makin lama makin bertambahlah jumlah orang yang percaya kepada Tuhan, baik laki-laki maupun perempuan, bahkan mereka membawa orang-orang sakit ke luar, ke jalan raya, dan membaringkannya di atas balai-balai dan tilam, supaya, apabila Petrus lewat, setidak-tidaknya bayangannya mengenai salah seorang dari mereka." – Kisah Para Rasul 5 : 14-15


Pexels.com

 

 

Para rasul, setelah menerima kuasa dari Roh Kudus, melakukan banyak tanda dan mukjizat di antara orang-orang. Hal ini membuat banyak orang datang untuk percaya kepada Yesus. Perlahan-lahan, jumlah laki-laki dan perempuan yang ingin mengikuti ajaran Kristus semakin bertambah. Para rasul bersatu dengan sangat kuat dan dihormati oleh banyak orang. Petrus, sebagai pemimpin mereka, diberikan lebih banyak penghormatan.

 

Orang-orang yang mendengar tentang mukjizat-mukjizat yang dilakukan oleh Petrus membawa orang sakit dari jauh dan menaruh mereka di pinggir jalan, agar bayangan Petrus jatuh mengenai mereka. Orang-orang memiliki iman yang begitu kuat sehingga bahkan bayangan Petrus saja cukup untuk menyembuhkan mereka. Apakah kita memiliki iman yang sekuat itu?

 

Di dunia saat ini, kita juga melihat banyak orang datang untuk percaya kepada Kristus melalui kesaksian yang kuat dari para murid-Nya. Kita juga melihat beberapa orang menjauh dari Kristus, mungkin karena kesaksian yang salah dari beberapa orang. Mari kita bertanya pada diri kita sendiri: "Apakah saya memberikan kesaksian yang benar tentang Kristus melalui hidup saya?" Melalui hidup saya, apakah saya mampu membawa beberapa orang lebih dekat kepada Kristus? Jika jawabannya 'ya', maka saya yakin kita akan menerima upah kita di surga.

 

Allah menginginkan masing-masing dari kita menjadi alat kasih dan belas kasih-Nya. Dia ingin kita membantunya menyelamatkan lebih banyak jiwa. Dia mengharapkan kerja sama kita. Seperti para rasul, mari kita juga diberdayakan oleh kuasa Roh Kudus untuk menjadi saksi-Nya yang sejati.

 

Refleksi dari Kisah Para Rasul 5: 1 – 16 oleh Fr. George Joseph, SVD

 

(Dengarkan podcastnya disini).

 

Indonesian translation: Tujuh

Karena itu, saudara-saudara, pilihlah tujuh orang dari antaramu, yang terkenal baik, dan yang penuh Roh dan hikmat – Kisah Para Rasul 6:3


Pexels.com


 "Saya mau ikut Yesus, saya mau ikut Yesus, sampai slama-lamanya, meskipun saya susah menderita dalam dunia, saya mau ikut Yesus sampai slama-lamanya." Lagu ini sering dinyanyikan ketika kami diutus untuk menjalankan tugas pelayanan di gereja. 

 

Jika kita menghubungkan lagu ini dengan bacaan kita hari ini yaitu dari Kisah Para Rasul 6:1-15, kita melihat bahwa ketujuh orang yang dipilih untuk melayani memiliki karakter yang baik, dipenuhi oleh Roh dan kebijaksanaan: Stefanus, Filipus, Prokorus, Nikanor, Timon, Parmenas, dan Nikolas. Dalam misi pelayanan, mereka pasti memahami konsekuensi yang akan mereka hadapi dalam pekerjaan Tuhan.

 

Ayat 12 menjelaskan bahwa mereka menimbulkan gerakan di antara rakyat, para tua-tua, dan ahli-ahli Taurat. Mereka menangkap Stefanus dan membawanya ke hadapan Sanhedrin. Namun, karena pekerjaan Tuhan, Roh Kudus bekerja dalam hidup Stefanus, dan dijelaskan dalam ayat 15 bahwa mereka melihat wajah Stefanus seperti wajah seorang malaikat.

 

Dalam kehidupan pelayanan kita, kita selalu fokus pada tujuan utama untuk kehormatan dan kemuliaan nama Tuhan. Kita percaya bahwa dalam keadaan apa pun, Tuhan tidak akan pernah meninggalkan kita. Aku mau ikut Yesus selamanya.

 

Refleksi dari Kisah Para Rasul 6:1-15 oleh Florence

 

(Dengarkan podcastnya disini). 

Indonesian translation: Roh Kudus

Mereka semua penuh dengan Roh Kudus, lalu mereka memberitakan firman Allah dengan berani – Kisah Para Rasul 4: 31


Pexels.com


Dalam Katekismus Gereja Katolik, Ayat 8, kita membaca tentang Roh Kudus. Dalam komunitas Gereja, kita mengenal Roh Kudus melalui Kitab Suci yang diilhaminya. Dan Bapa telah mengutus Roh Putra-Nya ke dalam hati kita (Galatia 4:6). 

 

Dengan kuasa Roh Kudus, kita membagikan Firman Allah dengan penuh keyakinan. Kami telah melakukannya dalam kelompok Berbagi Alkitab selama bertahun-tahun. 

 

Salah satu karunia Roh Kudus adalah kasih yang telah dicurahkan Allah ke dalam hati kita. Karena kita terluka oleh dosa, Roh Kudus memulihkan rupa Ilahi dalam diri kita. Berkat Roh Kudus, kita menjadi anak-anak Allah dan menghasilkan banyak buah: "Kasih, sukacita, damai Sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, dan penguasaan diri" (Galatia 5: 22-23). Karena itu, kami sangat bersyukur atas komunitas Rohani kami yang membagikan Kabar Baik di dunia. 

 

Sebulan sekali, biasanya kami berkumpul bersama secara online untuk saling berbagi dan berdoa. Kami mohon kepada Bapa, Putra, dan Roh Kudus untuk membawa penyembuhan dan memberikan tanda-tanda mujizat dalam nama Yesus. Kami telah mengalami betapa pentingnya doa dalam komunitas kami dan pada tiap orang. Oleh karena itu, kami melanjutkan misi kami dan saling mendukung satu dengan yang lain. 

 

Kami menyadari bahwa Roh Allah menolong kami dalam kelemahan kami. "sebab kita tidak tahu, bagaimana sebenarnya harus berdoa; tetapi Roh sendiri berdoa untuk kita kepada Allah dengan keluhan-keluhan yang tidak terucapkan" (Roma 8 : 26). Kami membuka pikiran, jiwa, dan tubuh kami untuk menerima Rahmat Ilahi melalui Kita Suci. 

 

Semoga Tuhan kita Yesus Kristus mengingatkan firman-Nya dan membantu kita memahami kehendak-Nya yang kudus. Kami mewartakan, memberi kesaksian, menghadirkan, dan menyebarkan misteri Roh Kudus di antara saudara-saudari kita pada dunia kontemporer ini. Semoga Roh Kudus membangun, menghidupkan, dan menguduskan Komunitas Berbagi Alkitab kami. 

 

Refleksi dari Kisah Para Rasul 4:19 – 37 oleh Jozef. 

 

(Dengarkan podcastnya disini)

Wednesday, September 11, 2024

Septem | Seven | EN | IN

Therefore, select from among you, brothers, seven men of good report, full of the Holy Spirit and of wisdom – Acts 6:3

Photo by Pexels.com

"I want to follow Jesus, I want to follow Jesus forever, even if I face difficulties and suffering in this world. I want to follow Jesus forever". This song is usually sung when we are sent to carry out our service duties in the church.


If we relate this song to our reading today from Acts 6:1-15, we see that the seven chosen to serve had good character, filled with the Spirit and wisdom: Stephen, Philip, Prochorus, Nicanor, Timon, Parmenas, and Nicholas. In a mission of service, they surely understood the consequences they would face in the work of God.

Verse 12 explains that they stirred up a movement among the people, the elders, and the scribes. They seized Stephen and brought him before the Sanhedrin. But because of the work of God, the Holy Spirit worked in Stephen’s life, and it is explained in verse 15 that they saw Stephen's face like the face of an angel.

In our service life, we always focus on the primary goal for the honor and glory of God’s name. We believe that in any condition, God will never leave us. I want to follow Jesus forever.

Reflection on Acts 6: 1-15 by Florence
(Listen to podcast here)

Friday, September 6, 2024

Angelus | The Angel | EN | IN

During the night, the angel of the Lord opened the doors of the prison, led them out – Acts 5: 17-33.





Dear Sister and Brother, 

Maybe you are in the night of your life now. You are going through difficult experiences. You cannot see the light. Everything seems too complicated to solve. You are not strong enough to control the reality. 
In this state of mind, you need the angle of the Lord. Your life will benefit from the mysterious and powerful help of this angel. From the beginning until death, you are surrounded by their watchful care and intercession. Besides you stands an angel as protector and shepherd. So here on earth, your life shares in the company of angels united in God. 
The Lord does not leave you alone. But through the help of your guard angel opens the doors of your prison and wants to lead you out. The question is if you allow him to support you. Because you often prefer to take care of everything on your own. You still think that you can manage by your own strength. Yet, it is impossible. 
Many wise men and scholars will tell you that you should listen to them more than God. They control your life and lock you in their prisons again and again. They do not allow you to be free. 
The Acts of Apostles remind us that we have to stand face to face those people. We cannot follow their strict orders but the commandments of God. We must teach and preach in the name of Jesus Christ. We want to obey God more than men. Only in this way, we will rejoice in the heavenly Kingdom. We are witnesses of these things as is the Holy Spirit God has given to us (v. 32).  


Reflection on Acts of the Apostles 5: 17-33 by Fr. Józef Trzebuniak  SVD

(Listen to podcast here)

Thursday, September 5, 2024

Credentes | Believers | EN | IN

"Yet more than ever believers were added to the Lord, great numbers of both men and women, so that they even carried out the sick into the streets, and laid them on cots and mats, in order that Peter's shadow might fall on some of them  as he came by." – Acts 5: 14-15


Photo by Pexels.com

The apostles,  after receiving power from the Holy Spirit, were doing many signs and wonders among the people. This led many people to come to believe in Jesus. Slowly there was an increase in the number of men and women who wanted to follow the teachings of Christ. The apostles were united so strongly and they were held in high esteem by others. Peter being the leader of them all was given even more respect.

People who heard about the miracles done by Peter were bringing sick people from far and wide and laid them on the roadside so that Peter's shadow might fall on them. People had such a strong faith that even the shadow of Peter was enough for the people to heal. Do we have such a strong faith?

In the present world also, we see many people come to believe in Christ through the powerful witnessing of his disciples. We also see few people getting away from Christ may be due to the wrong witness given by a few. Let us ask this question to ourselves : 'Am I giving a proper witnessing to Christ through my life'? Through my life, am I able to bring a few people closer to Christ? If the answer is 'yes', then I am sure that we would receive our reward in heaven. 

God wants each one of us to be his instruments of love and mercy. He wants us to help him to save more souls. He expects our cooperation. Just like the apostles, let us also be empowered by the power of the Holy Spirit to be his true witnesses.

Reflection on Acts of the Apostles 5: 1-16 by Fr. George Joseph  SVD

(Listen to podcast here)

 

 

Tuesday, September 3, 2024

Spanish version: Creer

Bienaventurados los que no ven pero creen – Juan 20:29


Pexels.com

La confianza es una actitud que expresa la creencia de que algo es verdadero o real. En el mundo actual, creer o confiar son dos cosas muy difíciles de encontrar o incluso de hacer. En la actualidad, nos enfrentamos a una crisis de confianza por actitudes humanas arrogantes, egoístas y deshonestas. En principio, la creencia debe basarse en evidencia sólida y real, porque si no hay evidencia ciertamente será difícil que la gente crea.

Entonces, ¿qué pasa con los discípulos del Señor Jesús? ¿Aún creían después de la muerte del Señor Jesús? El impacto que experimentaron los discípulos después de la muerte de Jesús fue que comenzaron a tener dudas en sus corazones. El miedo también golpeó sus corazones porque este incidente obligó a los discípulos del Señor Jesús a esconderse y cerrar con llave el lugar donde se reunieron.

 

La duda no es un problema y eso es lo que les pasó a los discípulos del Señor Jesús. Dios respondió a sus dudas dando señales. Cuando esto suceda, recuerde que fue el Señor Jesús quien fortaleció la fe de los discípulos.

 

Dios nos ha prometido que nos dará otra ayudador, para que esté con usted para siempre, es decir, el espíritu de verdad. Porque Dios dice "Me iré pero volveré a vosotros, no os dejaré huérfanos, volveré a vosotros". Recuerde, que las promesas de Dios son Sí y Amén.

 

La paz es un símbolo o saludo ejemplar que Dios transmite a Sus discípulos como señal de que Dios es amor y quiere fortalecer a los discípulos y a todos nosotros.

 

Dios dice: "Así como el Padre me envió, así ahora yo os envío". Dios nos envió como sus siervos no sin fundamento y sin evidencia, sino que todo se declaró para que fuera real y se diera cumplimiento, ya que el propósito de este evangelio fue escrito para hacer que todas las naciones crean en Dios.

 

Por tanto, manteneos fuertes y firmes en vuestro corazón. Bienaventurados los que no ven pero creen. Amén

 

Reflexión sobre Juan 20:19-31 por Aldo Tridarma Mona

Spanish version: Ellos Sabian

"Sabían que era el Señor" - Juan 21:12


Pexels.com

La presencia de Dios

 

¿Cuántos de nosotros hemos experimentado alguna vez la inutilidad del trabajo? Hemos hecho lo mejor que hemos podido, o tal vez hemos puesto nuestro sudor, lágrimas y sangre en nuestro trabajo, pero al final del día no ganamos nada. Nos desesperamos, nos cansamos y nos frustramos mucho porque nada de nuestro trabajo da resultado.

 

Esto es lo que experimentaron Pedro y los demás discípulos cuando habían pescado toda la noche pero no sin obtener fruto alguno. Todos sabemos que Pedro era un experto en la profesión de la pesca. Por eso fue a pescar de noche porque la experiencia le había enseñado que ese era el momento más productivo para pescar.

 

Sin embargo, la Escritura dice que Pedro y sus compañeros no pescaron nada hasta que llegó la mañana. Sus redes estaban tan vacías como cuando comenzaron a pescar. (Juan 21:3)

 

Queridos hermanos y hermanas en Cristo, cuando reflexionamos sobre este pasaje, sabemos que Dios está muy cerca de nosotros y consciente de nuestros problemas. Lamentablemente, a menudo somos ajenos a la presencia de Dios, al igual que Pedro y los otros discípulos no sabían que Jesús estaba de hecho entre ellos. Estaban en un estado de desesperación tan grande que no pudieron reconocer al Señor resucitado.

 

El siguiente versículo señala como Pedro expuso su problema y cómo Jesús actuó milagrosamente. Preste atención a Juan 21:6 que dice: " Y Él les dijo: Echad la red al lado derecho de la barca y hallaréis pesca. Entonces la echaron, y no podían sacarla por la gran cantidad de peces". Aquí aprendemos que Jesús es el Dios de los milagros. Él puede hacer cosas imposibles porque Él es el Señor Dios Todopoderoso. Jesús pudo llenar la red de pesca vacía hasta el punto de reventarse; de la misma manera que puede llenar nuestro sentimiento de vacío y transformar nuestras vidas en condiciones totalmente restauradas.

 

En la vida, podemos enfrentar muchos problemas que parecen abrumadores. Sin embargo, no necesitamos estar tan atrapados en nuestros problemas que no nos demos cuenta de la presencia de Dios. Cuando la vida se ponga difícil, acuda a Jesús en busca de ayuda. Él siempre está ahí para nosotros, haciendo las cosas para nuestro bien.

 

Finalmente, aprendamos a reconocer al Resucitado, a ser cada vez más conscientes de su existencia para que podamos experimentar su presencia amorosa a través del abundante alimento que tenemos, la buena salud, la seguridad, el ser perdonados y amados. Amén.

 

Reflexión sobre Juan 21: 1-13 por Linda Sutrisno

Spanish version: Por fe

"Por la fe en el nombre de Jesús, el hombre que veis y conocéis, fue fortalecido..." - Hechos 3:16 (NVI)

 

Pexels.com

En el lugar llamado Columnata de Salomón, la gente queda asombrada y corre hacia Pedro y Juan y hacia el hombre que conocían como un cojo que se sentaba y mendigaba durante años. Ese hombre ahora camina incluso saltando mientras alaba a Dios. Pedro les recuerda que no piensen que fue gracias al poder y la piedad de los apóstoles que el hombre se pudo caminar. En cambio, por la fe en el nombre de Jesús, fue que el hombre fue sanado.

 

En muchas partes del Nuevo Testamento podemos ver cómo Jesús sanó a personas basándose en su fe en Él. "...tu fe te ha sanado" (Mateo 9:22), "Conforme a tu fe te será hecho" (Mateo 9:29), "Vete, tu fe te ha sanado" (Marcos 10:52), y así sucesivamente.

 

Sin fe nunca podremos agradar a Dios (Hebreos 11:6). Muchas veces confiamos más en nuestra lógica y ponemos la fe en otra parte. Si esto es lo que sucede, debemos ser el padre que fue reprendido por Jesús por su fe inquebrantable (Marcos 9:14-29). Inmediatamente el padre del niño exclamó: "¡Creo; ayúdame a superar mi incredulidad!"

 

Lo crucial es que necesitamos saber quién es Jesús y luego creer en Él. Pedro reprendió a los israelitas que ignoraban quién era Jesús. Jesús, el Autor de la vida, el Santo y Justo, a quien rechazaron y negociaron con un asesino y lo entregaron para que lo mataran. A veces pensamos que hacemos o elegimos las cosas correctas. Aunque en realidad hemos hecho todo lo contrario. Perdemos de vistsa lo más importante sin darnos cuenta.

 

Pidamos al Espíritu Santo que ilumine nuestra mente y nuestro corazón, para poder ver la Verdad.

 

Reflexión sobre Hechos 3:11-26 por Desire Liana

Spanish version: Salvación

¡En ningún otro hay salvación, porque no hay otro nombre bajo el cielo, dado a los hombres, por el cual podamos ser salvos! – Hechos 4:12


Pexels.com
 

En este pasaje el apóstol Pedro declara con valentía que la única manera de ser salvo es Jesucristo. En los versículos anteriores (Hechos 4:10-11), el apóstol Pedro declara el poder del nombre de Jesucristo. También declara que Jesucristo es la Piedra Angular, y que la salvación sólo se encuentra en Jesucristo únicamente.

 

Mucha gente busca la salvación sin el Salvador.  No hay otra manera de que alguien sea salvo y tenga vida eterna. Es por Jesucristo, y sólo por Él. La Palabra de Dios es muy clara al respecto, especialmente cuando leemos Hechos 4:12. La Palabra de Dios no tiene igual en cuanto a autoridad. Es la autoridad suprema e infalible a la que debemos escuchar, aprender y acatar.

 

Jesucristo pagó la pena de muerte que Dios exige a los pecadores. Podemos reconciliarnos con Dios sólo a través de Jesucristo (Juan 14:6). ¡Jesucristo es nuestro Salvador todo suficiente!  Él expía todo pecado y su obra de redención está terminada (Juan 19:30). Nuestro Señor Jesús fue el sacrificio perfecto y final ofrecido una sola vez, por todos los pecados, para todos los tiempos. Jesús vio su propia muerte como el cumplimiento de los sacrificios por el pecado del Antiguo Testamento.  En la Última Cena habló de Su muerte como la Nueva Alianza en su sangre que es derramada por vosotros (Lucas 22:20).

 

No debemos confiar en cosas que no pueden salvarnos (Hebreos 6:1). La salvación sólo puede llegar a aquellos que confían en el Salvador Jesucristo. El apóstol Juan escribe: "Estas cosas os escribo a vosotros que creéis en el nombre del Hijo de Dios, para que sepáis que tenéis vida eterna". (1 Juan 5:13).  La salvación es un regalo gratuito de Dios, que debemos aceptar con gusto. (Efesios 2:8-9).

 

Jesús mismo dijo: "Les aseguro la verdad: el que oye mi palabra y cree al que me envió, tiene vida eterna y no será condenado; ha pasado de la muerte a la vida" (Juan 5:24). El confiar en Jesús como nuestro Salvador, significa dejar atrás todos los esfuerzos y medios para salvarse uno mismo. Pongamos toda nuestra confianza en nuestro Señor Jesucristo. Que el Espíritu Santo nos dé valentía como la de los apóstoles Pedro y Juan (Hechos 4:13) para edificar sobre el firme y único fundamento, Jesucristo.

 

Compartamos también nuestra fe, creamos en la Palabra de Dios y hablemos a todos sobre el don gratuito de la salvación que podemos recibir al aceptar a nuestro Señor Jesucristo como nuestro Salvador.

Reflexión sobre Hechos 4:1-18 por Hanne

Spanish version: Ayuda

Entonces Pedro dijo: "No tengo plata ni oro, pero lo que tengo te lo doy. En el nombre de Jesucristo de Nazaret, camina". - Hechos 3:6

 

Pexels.com

La lectura de hoy cuenta la historia de un hombre paralítico de nacimiento, que fue llevado y colocado a la puerta del templo. Su propósito al ser colocado allí era encontrarse con los que entraban al templo y pedirles limosna. Este cojo sólo se sentaba fuera del templo, no entraba al Templo para escuchar las buenas nuevas. Estaba a una distancia muy corta para escuchar las buenas nuevas, pero él prefería estar afuera, enfocándose en los asuntos del mundo como la plata y el oro.

 

Lo mismo ocurrió con la gente que vino al templo. Sólo veían a este cojo como una persona discapacitada que sólo necesitaba dinero para vivir. Permitieron que este hombre se sentara fuera del templo y no lo invitaron a unirse a ellos para escuchar las buenas nuevas.

 

Cuando el paralítico vio que Pedro y Juan estaban a punto de entrar al templo, también les pidió limosna. Pero la ayuda dada por Pedro y Juan superó la plata y el oro; no sólo oraron por su sanidad física, sino que también salvaron su alma al presentarle al Salvador del mundo, Jesucristo. El versículo 8 muestra el gozo de este hombre cuando recibió su sanidad. Por lo general, solo se quedaba en la puerta, pero esta vez entró al templo de Dios e incluso supo y testificó que fue Dios quien le dio el milagro para que él fuera sanado.

 

Hermanos y hermanas, cuando tengamos problemas, entremos en la presencia del Señor, el Salvador del mundo, y no nos quedemos afuera. Las personas que nos rodean, con quienes compartimos a menudo, también están luchando con los desafíos de la vida. No siempre necesitan que les ayudemos monetariamente en forma de plata u oro. Orar por ellos y presentarles o recordarles que Jesús es el Salvador y el Gran Pastor es lo más importante que necesitan.

 

 Sigamos animándonos a dar testimonio y brindar la mejor ayuda a todos.

 

 Reflexión sobre Hechos 3:1-12 por Meis