Tuesday, April 30, 2024

Indonesian version: Kemuliaan

Ia berkata : " Penyakit itu tidak akan membawa kematian, tetapi akan menyatakan kemuliaan Allah, sebab oleh penyakit itu Anak Allah akan dimuliakan." - Yoh 11:4

Pexels.com

Yoh 11:1-6

Ada seorang yang sedang sakit, namanya Lazarus. Ia tinggal di Betania, kampung Maria dan adiknya Marta. 2 Maria ialah perempuan yang pernah meminyaki kaki Tuhan dengan minyak mur dan menyekanya dengan rambutnya. 3 Dan Lazarus yang sakit itu adalah saudaranya. Kedua perempuan itu mengirim kabar kepada Yesus: "Tuhan, dia yang Engkau kasihi, sakit." 4 Ketika Yesus mendengar kabar itu, Ia berkata: "Penyakit itu tidak akan membawa kematian, tetapi akan menyatakan kemuliaan Allah, sebab oleh penyakit itu Anak Allah akan dimuliakan." 5 Yesus memang mengasihi Marta dan kakaknya dan Lazarus. 6 Namun setelah didengar-Nya, bahwa Lazarus sakit, Ia sengaja tinggal dua hari lagi di tempat, di mana Ia berada; 7 tetapi sesudah itu Ia berkata kepada murid-murid-Nya : "Mari kita kembali lagi ke Yudea."

Kupu-kupu yang indah

Setiap saat saya jalan pagi, saya selalu memanfaatkan kesempatan untuk mengabadikan keindahan bunga-bunga di sepanjang jalan. Saat saya melakukannya, saya  secara tidak sengaja bertemu dengan beberapa kupu-kupu yang luar biasa indah. Mereka tidak hanya menarik tetapi juga bermanfaat bagi ekosistem kita. Mereka berfungsi sebagai penyerbuk, merupakan bagian dari rantai makanan, dan menunjukkan suatu lingkungan seimbang dan stabil. Supaya bisa berdampak demikian, kupu-kupu ini harus melewati suatu proses yang dinamakan metamorfosis yang berlangsung dari 2 sampai 6 minggu, tergantung pada spesies nya. _Metamorfosis_ , adalah kata dalam bahasa Yunani yang artinya transformasi atau berubah bentuk. Kupu-kupu harus melewati empat tahap dalam proses metamorfosis : telur, ulat, kepompong, dan dewasa. Metamorfosis mulai pada saat kupu-kupu betina bertelur pada tanaman inang. Pada tahap ulat, telur-telur ini menetas dan menjadi ulat; ulat-ulat kemudian makan banyak, tubuh mereka mengembang, dan mereka berganti kulit berkali-kali. Pada tahap kepompong, ketika ulat-ulat mencapai ukuran dewasa, mereka berhenti makan dan menjadi _kepompong_ dan mencari tempat yang aman untuk mengalami proses pertumbuhan sel. Pada tahap kupu-kupu dewasa, mereka siap untuk melihat dunia setelah bertumbuh sepenuhnya dan sayap-sayap mereka mengering.

Pada bacaan Alkitab hari ini, kita diperhadapkan pada kisah Lazarus dan kedua saudara kandungnya, Maria dan Marta. Mereka memiliki hubungan yang dekat dengan Yesus; Yesus menghabiskan waktu bersama dengan mereka, Maria meminyaki Yesus dengan minyak wangi dan membasuh kaki-Nya dengan rambutnya, dan Yesus mengasihi mereka (Yoh 11:2; Lukas 10:38-42; Yoh 11:3-5). Kedua saudara perempuan ini mengirimkan pesan kepada Yesus memberitahukan-Nya tentang penyakit Lazarus. Menurut saya, dibalik pesan ini, mereka juga berharap bahwa Yesus akan datang segera dan menyembuhkannya. Akan tetapi, Yesus tidak segera datang. Yesus menunggu sampai dua hari dan akhirnya mengunjungi mereka. Ketika Yesus sampai di sana, Lazarus sudah dibaringkan di dalam kubur selama empat hari. Pada bagian ini menggambarkan bahwa, sama seperti Lazarus dan kedua saudara perempuannya, yang mengasihi dan dikasihi oleh Tuhan, kita, anak-anak Allah, tidak luput dari penderitaan: masalah, masalah kesehatan mental, sakit penyakit, dan kematian. Mengikut Yesus bukan berarti hidup kita mudah dan mulus, dan segala sesuatu yang kita inginkan pasti dikabulkan dalam sekejap. Untuk menjadi orang-orang Kristen, pengikut dan murid Kristus, kita dipanggil untuk menjadi tangguh dan kuat menghadapi penderitaan. Kita bukan dipanggil untuk menyerah dan menyalahkan orang serta keadaan dengan mudahnya. Akan tetapi, satu hal yang pasti bahwa Kasih-Nya, penyertaan, dan kekuatan disediakan bagi kita.

Seringkali dalam hidup kita, kita mungkin mengeluh dan bertanya, mengapa harus saya, Tuhan ? Mengapa saya harus mengalami ini ? Berapa lama saya akan dalam keadaan seperti ini ? Mengapa saya bertemu dengan orang-orang bermasalah ini? Mengapa semuanya sesulit ini? Dosa apa yang saya lakukan di masa lalu yang membuat saya mengalami keadaan-keadaan sulit ini? Kita mungkin terus menanyakan pertanyaan-pertanyaan mengapa yang tak ada habisnya.

Pada bacaan hari ini, Yesus nampaknya "menunda" kedatangan-Nya untuk datang menemui Lazarus dan saudara-saudara perempuan nya. Namun, ketika Yesus berkata, " ... tetapi akan menyatakan kemuliaan Allah, sebab oleh penyakit itu Anak Allah akan dimuliakan" (ayat 4). Ayat ini adalah pengingat yang bagus bahwa ada kesempatan dimana kemuliaan Tuhan dinyatakan dalam penderitaan kita. Saat-saat itu adalah waktu-waktu teduh untuk merefleksikan dan melihat kedalam diri kita. Saat-saat itu adalah kesempatan untuk menyembah Tuhan dengan sikap kita saat menghadapi penderitaan. Saat-saat itu adalah saat dimana Tuhan membuat kita menyadari akan dosa-dosa yang kita lakukan berulang kali. Itu adalah saat-saat dimana kita bergumul dengan pengalaman-pengalaman traumatis masa lalu yang kita perlu pulihkan bersama dengan Tuhan yang mempengaruhi bagaimana kita berinteraksi dengan orang. Itu adalah saat-saat penyembahan untuk mengalami Tuhan secara pribadi, bukan berdasarkan pada apa yang orang katakan dan alami. Itu adalah momen mencari jati diri tentang siapa kita dihadapan Tuhan. Itu adalah titik refleksi untuk melihat bagaimana kita melihat diri kita di hadapan Tuhan di dalam cermin perspektif-Nya yang sempurna. Itu adalah pengalaman dan perjumpaan yang mencerahkan dengan Tuhan.

Dengan menggunakan analogi seekor kupu-kupu, kita, anak-anak Allah, diciptakan menjadi seperti kupu-kupu yang mempesona. Untuk menjadi indah dan berguna, kita harus mengalami suatu _metamorfosis_ atau transformasi untuk kemuliaan Tuhan. Transformasi bisa dalam berbagai cara. Seperti kupu-kupu, untuk mengalami transformasi, kita harus berakar kuat pada tanaman inang yang aman dan kokoh. Aman dalam kasih Tuhan, berakar kuat di dalam Tuhan. Kita harus terus makan makanan rohani dari firman Tuhan dan mendapat makanan rohani dari roti kehidupan. Kita harus siap menghadapi penderitaan yang dapat menjatuhkan kita. Pengalaman-pengalaman ini mungkin tidak mengenakkan, menyusahkan, dan menyakitkan. Kita mungkin ada dalam saat-saat paling gelap dan paling rendah dalam hidup kita. Penderitaan adalah bagian dari perjalanan hidup kita, perjuangan kita, dan saat-saat paling penting bersama Tuhan, dan penderitaan itu membangun serta menentukan siapa diri kita.

Mulailah berhenti bertanya mengapa saya. Mulailah berpikir dan melakukan apa yang Tuhan ingin kita lakukan dalam keadaan-keadaan sulit ini. Mulailah merenungkan bagaimana untuk memuliakan Tuhan dalam penderitaan-penderitaan ini. Mulailah meminta dengan sungguh-sungguh lebih banyak hikmat dan kekuatan dalam menghadapi penderitaan karena kita dipanggil untuk menjadi lebih dari pemenang. " Tetapi dalam semuanya itu kita lebih daripada orang-orang yang menang, oleh Dia yang telah mengasihi kita (Roma 8:37). "

Refleksi dari Yoh 11:1-6 oleh Deisyi 

(Dengarkan podcastnya disini.)

No comments:

Post a Comment