"Tidak! Kami percaya bahwa melalui kasih karunia Tuhan kita Yesus Kristus, kami diselamatkan, sama seperti mereka." (Kisah Para Rasul 15:11 - NIV)
Allah telah membuat keselamatan mudah diperoleh. "Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal (Yohanes 3:16)." Kita hanya perlu percaya kepada-Nya bahwa pekerjaan Yesus Kristus yang mati di kayu salib untuk menanggung dosa-dosa kita sudah cukup dan lengkap untuk memberikan kita masa depan bersama Allah di surga.
Tampaknya pada tahun-tahun awal Kekristenan di Antiokhia, beberapa orang datang dari Yudea dengan ajaran baru bagi orang-orang bukan Yahudi yang mengatakan bahwa kecuali mereka disunat, menurut adat istiadat yang diajarkan oleh Musa, mereka tidak dapat diselamatkan (ayat 1). Hal ini membawa Paulus dan Barnabas ke dalam pertikaian dan perdebatan yang tajam. Jadi mereka diutus ke Yerusalem untuk menemui para rasul dan penatua tentang masalah ini.
Ketika mereka berada di Yerusalem, beberapa orang percaya yang merupakan golongan Farisi menekankan pentingnya bagi orang-orang bukan Yahudi untuk tidak hanya disunat tetapi juga untuk menaati hukum Musa. Artinya, manusia perlu menambahkan pekerjaan mereka (perbuatan baik, ritual, kinerja tekun, dsb.) pada pekerjaan Yesus agar diselamatkan. Itu juga berarti bahwa apa yang telah Yesus lakukan bagi umat manusia tidaklah cukup. Rasul Petrus menolak ini dan kemudian berkata bahwa orang-orang ini telah mencoba untuk meletakkan kuk pada tengkuk bangsa-bangsa lain yang tidak dapat mereka maupun nenek moyang mereka tanggung (ayat 10).
Tidak mungkin bagi manusia untuk memperoleh kekudusan dengan usahanya sendiri atau dengan cara lain kecuali melalui pekerjaan Yesus Kristus. Seperti yang dikatakan dalam Roma 3:10, "Tidak ada yang benar, seorang pun tidak." Kebenaran ini juga membawa kelegaan bagi kita masing-masing yang lelah berusaha menjadi baik dan memenuhi banyak kewajiban agar dianggap "layak di hadapan Allah".
Allah adalah kasih (1 Yohanes 4:8). Terlebih lagi, Ia mengetahui hati manusia dan memberikan Roh Kudus yang sama kepada siapa saja yang percaya kepada-Nya. Ia tidak membeda-bedakan orang (orang Israel atau orang bukan Yahudi) karena Ia menyucikan hati mereka dengan iman (ayat 8-9). Dalam ayat 11 Petrus berkata, "Kita percaya bahwa oleh kasih karunia Yesus, Tuhan kita, kita diselamatkan sama seperti mereka."
Puji Tuhan kita Yesus Kristus, yang telah menyelamatkan kita melalui kasih karunia-Nya. Inilah kebebasan sejati yang disediakan Allah bagi umat manusia dari dosa yang membelenggu. "Jadi apabila Anak itu memerdekakan kamu, kamu pun benar-benar merdeka" (Yohanes 8:36). Percaya saja. Amin.
Renungan Kisah Para Rasul 15:1-12 oleh Desire Litaay
(Dengarkan podcastnya disini)
No comments:
Post a Comment