Saturday, June 1, 2024

Indonesian version: Bersaksi

"Tetapi kamu juga harus bersaksi, karena kamu dari semula bersama-sama dengan Aku." (Yohanes 15: 27). 


Pexels.com

 

Apakah anda pernah merasa bahwa hidup anda baik, anda menikmati hidup, merasa nyaman, memiliki hubungan yang baik dengan orang-orang hingga anda berbicara tentang Yesus Kristus? Segalanya menjadi aneh, dan orang-orang mulai meninggalkan anda atau kelihatan tidak tertarik lagi. Pada beberapa kasus yang ekstrim, anda menghadapi perlawanan, bahkan kebencian, membuat anda merasa tidak enak atau bahkan takut untuk melakukan percakapan. Anda seharusnya tidak perlu merasa demikian. Karena Yesus telah memberitahukan kita tentang hal ini. 

 

Ada begitu banyak yang bisa dipelajari dari bagian ini (Yohanes 15: 18 – 27). Saya mungkin tidak akan membahas semuanya, hanya beberapa ayat saja karena sudah begitu mendalam. Ayat 18 dan 19 dari bagian bacaan hari ini menyatakan sebuah pengingat yang Yesus berikan bagi kita: "Jikalau dunia membenci kamu, ingatlah bahwa ia telah lebih dahulu membenci Aku dari pada kamu. Sekiranya kamu dari dunia, tentulah dunia mengasihi kamu sebagai miliknya. Tetapi karena kamu bukan dari dunia, melainkan Aku telah memilih kamu dari dunia, sebab itulah dunia membenci kamu." Beberapa orang berpikir bahwa Yesus dan ajaran-Nya tidak lagi sesuai karena itu adalah kehidupan mereka dan keputusan mereka.   Kita tidak perlu mengganggu mereka dengan mewartakan Kabar Baik. Tetapi inilah pesan kasih yang kami bawa tentang Yesus Kristus. Ketika kita melakukan segala sesuatu dengan cara kita sendiri, pada akhirnya, tidak ada damai yang kita temukan. 

 

Meskipun merupakan negara maju dan modern, WHO melaporkan Korea Selatan memiliki tingkat bunuh diri tertinggi keempat di dunia (https://worldpopulationreview.com/country-rankings/suicide-rate-by-country). Jepang, negara maju dan modern lainnya, telah diidentifikasi memiliki kasus bunuh diri yang signifikan setiap tahun. Selama delapan tahun terakhir di Jepang, tingkat bunuh diri tertinggi yaitu pada tahun 2022 dengan 21.881 kasus (https://www.statista.com/statistics/622065/japan-suicide-number/).

 

Di negara-negara ini, negara yang sangat mandiri (mereka mengembangkan teknologi dan alat mereka sendiri dan tidak bergantung kepada produk-produk negara-negara Barat), kita dengan mudah berpikir bahwa kita tidak membutuhkan orang lain, apalagi Tuhan. Mereka akan mampu bertahan hidup sendiri. Namun, menyedihkan melihat kenyataan yang ada. 

 

Mungkin kita berpikir bahwa karena negara kita tidak termasuk dalam daftar yang disebutkan di atas, itu berarti semua baik-baik saja. Mari kita mengingat perumpamaan Yesus tentang seorang petani yang pergi menabur benih, yaitu Firman Tuhan. Salah satu benih itu jatuh di antara semak duri, yaitu kekhawatiran, kekayaan, dan kenikmatan hidup, tetapi benih itu tercekik dan tidak bertumbuh (Lukas 8:14). Hal ini sangat penting. Jika kita tidak menyimpan Firman Tuhan dalam hati kita, jika kita lebih mencintai dunia dari pada Tuhan, kita akan sangat mudah terseret  dan tidak akan pernah menyadari betapa jauhnya kita jatuh dari Tuhan, hingga akhirnya membunuh iman kita. 

 

Dulu saya pernah membaca sebuah cerita dari situs pelayanan John Piper tentang pasangan dari suatu negara di Timur Tengah (Identitas mereka dirahasiakan) yang setiap hari pergi untuk memberitakan Injil, dan harus menghadapi penganiayaan jika mereka tertangkap. Setiap hari mereka berdoa dan saling mengucapkan selamat tinggal karena mungkin saja itu adalah pertemuan terakhir mereka. Hingga situasi yang mereka alami didengar oleh US, dan mereka dipindahkan untuk menjalani kehidupan yang baru di US. Keadaan menjadi berbeda. Tidak ada penganiayaan, dan hidup mereka jauh lebih nyaman dari kehidupan sebelumnya. Hingga suatu hari, sang istri menangis dan berbicara kepada suaminya. Dia mohon kepada suaminya untuk kembali ke tempat mereka yang lama, karena dia merasa imannya perlahan-lahan mati. Dia merindukan tantangan-tantangan yang harus mereka hadapi sebelumnya. Itu mungkin berbahaya, tetapi dia merasakan kuasa dan kasih Tuhan yang begitu dekat dengannya. Sang suami pun setuju, pasangan tersebut kembali ke negara mereka. Mereka jelas bukan berasal dari dunia ini. Ini adalah pelajaran yang baik buat kita, kenyamanan hidup, kekayaan, dan kenikmatan dunia sangat berbahaya – musuh yang diam-diam yang sering kali tidak kita sadari dapat menjauhkan kita dari Tuhan secara perlahan-lahan. 

 

Dalam ayat 25, Yesus mengatakan kepada kita bahwa dunia membenci-Nya tanpa alasan. Yesus berjanji akan mengirimkan Roh Kudus, Roh Kebenaran yang keluar dari Bapa untuk memberi kesaksian tentang Dia. Dalam ayat 27, Yesus berkata, "tetapi kamu juga harus bersaksi, karena kamu dari semula bersama-sama dengan Aku." Bagi kita yang saat ini hidup dengan Yesus, yang telah merasakan kebaikan dan manisnya Dia, Dia ingin kita bersaksi tentang Dia kepada dunia; meskipun ada rintangan, kebencian, rasa canggung, dll. Karena kita menghadapi kekuatan gelap dunia ini yang tidak ingin orang-orang sadar betapa besar dan betapa kasihnya Yesus Kristus. Kita harus menyebarkan Harapan dari Tuhan. "Semuanya ini Kukatakan kepadamu, supaya kamu beroleh damai sejahtera dalam Aku. Dalam dunia kamu menderita penganiayaan, tetapi kuatkanlah hatimu, Aku telah mengalahkan dunia." (Yohanes 16:33). 

Pergi dan bersaksilah. 

 

Semoga kuasa dan kasih Yesus Kristus menguatkan kita semua. Amin. 

 

Refleksi dari Yohanes 15: 18 – 27 oleh Desire Litaay. 


(Dengarkan podcast nya disini)

No comments:

Post a Comment